Cerita Lucu Syekh Ali Jaber Pertama Kali Tinggal di Indonesia, Belajar Bahasa Cuma Hafal 4 Kata ini!
Nama Syekh Ali Jaber sudah tak asing lagi di Tanah Air yang dikenal sebagai ulama besar dan pendakwah kondang asal Madinah.
Baru-baru ini musibah yang menimpa ulama besar yakni Syekh Ali Jaber masih menjadi perbincangan hangat saat ini.
Ulama dan pendakwah ternama Syekh Ali Jaber ditusuk oleh orang yang tidak dikenal saat mengisi acara khataman Alquran di sebuah masjid di Bandar Lampung.
Sykeh Ali Jaber dikenal sebagai ulama yang sangat berkharisma apalagi saat menyampaikan dakwahnya.
Syekh Ali Jaber kerap tampil di beberapa program acara di televisi misalnya menjadi juri Hafiz Quran.
Tak hanya itu saja, Syekh Ali Jaber juga kerap membagikan ceramahnya di kanal YouTube miliknya yakni Syekh Ali Jaber.
Sehingga sosok Syekh Ali Jaber makin dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Lantas, bagaimana sepak terjang Syekh Ali Jaber sebagai pendakwah dalam menyiarkan Islam hingga ke Tanah Air?
Lalu, bagaimana kisah lucu saat Syekh Ali Jaber pertama kali tinggal di Indonesia dan hanya hafal 4 kata Bahasa Indonesia?
Berikut ini ulasan selengkapnya yang telah dirangkum Sripoku.com.
Pemilik nama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976 silam.
Syekah Ali Jaber merupakan Pendakwah dan Ulama yang telah resmi berkewarganegaraan Indonesia sejak tahun 2012.
Ia juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi Da'i dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.
Sejak kecil Syekh Ali Jaber telah menekuni membaca Alquran.
Tak lain, ayahnyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Alquran.
Dalam mendidik agama, khususnya Alquran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Syekh Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.
Keluarga Syekh Ali Jaber dikenal sebagai keluarga yang religius.
Di Madinah Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.
Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan Syekh Ali Jaber menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Alquran.
Syekh Ali Jaber juga pernah mengadakan Roadshow Muhasabbah Negeri pada tanggal 3 Oktober 2019 di Palembang.
Syekh Ali Jaber, sapaan akrab dari Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber.
Dia adalah salah seorang imam di masjid Nabawi, lahir di kota Madinah Al-Munawarah pada tanggal 3 Shafar 1396 H, bertepatan dengan tanggal 3 Febuari 1976.
Pada sebuah ceramahnya yang dibagikan melalui kanal YouTube HAZIQ CHANNEL, Syekh Ali Jaber menceritakan mengenai kisah lucunya saat pertama kali tinggal di Indonesia.
Saat itu Syekh Ali Jaber mulai menetap di Indonesia sejak tahun 2008 dan belum menguasai Bahasa Indonesia.
"Tinggal di Indonesia 2008, 2009, 2010 saya masih ingat pertama kali belum bisa Bahasa Indonesia, bisa nggak terbayang gak bisa Bahasa Indonesia," ujar Syekh Ali jaber.
Setelah satu tahun kepindahannya ke Indonesia, Syekh Ali Jaber mulai mempelajari Bahasa Indonesia melalui temannya.
"Mulai 2009 diajarin sama temen hafal 4 kata," ungkapnya.
"Nggak usah yang lain-lain sudah pusing, Bahasa Indonesia mudah dan 4 kata ini sering dipake oleh orang Indonesia," tambah Syekh Ali Jaber.
"Apa kabar, bagus, mau kemana, aku cinta kepadamu, itu aja," ungkap Syekh Ali Jaber.
"Nggak usah pusing-pusing, Bahasa Indonesia mudah," lanjutnya.
Lalu, Syekh Ali Jaber mulai mempraktekkan ketika bertemu dengan orang Indonesia.
"Dengan tulus hati saya setiap bertemu orang itu aja yang saya sampaikan Assalamu'alaikum apa kabar, bagus, mau kemana, aku cinta kepadamu," ungkapnya.
"Subhanallah, sedikit-sedikit belajar," ucapnya.
Singkat cerita, Syekh Ali Jaber sempat ceramah bersama dengan Ustaz Yusuf Mansur.
Ustaz Yusuf Mansurlah yang mendorong Syekh Ali Jaber harus menguasai Bahasa Indonesia.
"Karena dulu ketika pertama kali dakwah yang bantuin Ustaz Yusuf Mansur sendiri," akui Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber pun terus mempelajari Bahasa Indonesia meski dinilai oleh ibu-ibu bahasanya lucu karena masih belum lancar.
Pada tahun 2011 Syekh Ali Jaber diundang ke acara buka puasa bersama bapka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Lalu, Syekh Ali Jaber mendadak diminta untuk berceramah di acara tersebut.
"Ditunjuk untuk mengisi, saya kaget apa yang mau saya isi, ada pak Presiden lagi, akhirnya saya beranikan diri berbicara," ujarnya.
Protokol pun menyampaikan jika waktu Syekh Ali Jaber 10 menit dalam menyampaikan ceramah.
Namun, ternyata panitia salah hitung waktu yakni masih 40 menit lagi menunggu buka puasa.
"Saya habis 10 menit saya turun, selesai tugas turun dan duduk lagi di meja, ternyata masih mau Maghrib 40 menit lagi," jelasnya.
"Mereka salah hitung, bingung nggak apa mau isi lagi, didatengin Ustaz salah satu masjid Istiqlal untuk baca sholawat lah, Asmaul Husna, baca Subhanallah Walhamdulillah Walalailahaillallah, sampai pada ngantuk habis waktunya," tambahnya.
"Tapi masih ada waktu belum Maghrib, saya didatangi lagi sama protokol, bapak Presiden minta antum dateng lagi naik isi kultum sebelum Maghrib,"
"Saya kaget ini satu acara tapi 2 kali saya isi ceramah," ujarnya.
Singkat cerita, Syekh Ali Jaber pun kembali mengisi ceramah, kemudian para hadirin yang datang termasuk Presiden SBY bersiap mendengarkan dengan alat terjemahan.
Akan tetapi, semua kaget setelah mengira Syekh Ali Jaber akan menyampaikan cermah menggunakan bahasa asing, ternyata ia justru lancar berbahasa Indonesia.
"Beliau kaget turunin alatnya lagi, karena saya lansung Bahasa Indonesia, karena dia melihat tampilan saya bukan orang Indonesia," ungkapnya.
Kehidupan Syekh Ali Jaber di Indonesia
Syekh Ali Jaber melebarkan sayap dakwahnya di tahun 2008 hingga ke Indonesia.
Awalnya Syekh Ali Jaber hanya melakukan kunjungan ke Indonesia karena masih ada hubungan darah yakni kakeknya yang asli dari Jawa Tengah.
Pada tahun 2008 itulah saat ia berusia 32 tahun, Syekh Ali Jaber pertama kali bertemu dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok yang membuatnya jatuh hati.
Kebetulan ia menikahi seorang gadis shalihah asli Lombok, Indonesia, bernama Umi Nadia, yang lama tinggal di Madinah.
Menikah dengan wanita Keturunan Indonesia bernama Umi Nadia, dan telah memiliki 1 anak bernama Fahad Ali Jaber yang lahir pada tahun 2017, saat ini menetap di Pondok Bambu Jakarta Timur.
Selama menetap di Lombok, awalnya ia menjadi imam besar dan khotib di Masjid Agung Al Muttaqin.
Ia juga ditugaskan menjadi guru Tahfidz di Islamic Centre di Masjid yang sama.
Selepas berdakwah di Lombok, ia mulai mengunjungi ibukota Jakarta.
Pada tahun yang sama, ia melaksanakan shalat Maghrib di masjid Sunda Kelapa Jakarta Pusat karena suaranya yang merdu saat melantunkan ayat suci Aluqran.
Selepas shalat ada salah seorang pengurus masjid memintanya untuk menjadi imam shalat Tarawih di masjid Sunda Kelapa, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan.
Maka Sejak itulah ia terus mendapat kepercayaan masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia.
Demi menunjang komunikasinya dalam berdakwah, ia pun mulai belajar bahasa Indonesia dan akhirnya sanggup berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.
Syekh Ali Jaber bahkan mengaku sangat cinta dengan tanah air dan ingin terus menyebarkan dakwah-dakwahnya hingga akhir hayat.
Lalu, pada akhir tahun 2012, ia resmi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia yang dianugerahkan langsung oleh presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden SBY menilai, Syekh Ali Jaber turut berjasa dalam menyiarkan agama Islam selama berada di Tanah Air.
Kehidupan Pribadi
Sejak kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Alquran.
Ayahandanyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Alquran, karena dalam Alquran terdapat semua ilmu Allah SWT.
Dalam mendidik agama, khususnya Alquran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.
Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat fardhu.
Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.
Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar di Madinah yang digunakan untuk syiar Islam.
Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri.
Tidak mengherankan, di usianya yang masih terbilang belia, sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Alquran.
Sejak itu pula Syaikh Ali memulai berdakwah mengajarkan ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut, kemudian belanjut ke masjid lainnya.
Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru tahfizh Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu masjid kota Madinah.
Kegiatan Syekh Ali Jaber di Indonesia
Kegiatan selama di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut :
- Guru Tahfidz Al-Qur’an di Islamic Centre / Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok NTB
- Imam Besar dan Khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok NTB
- Imam Sholat Tarawih, Qiyamul Lail dan pembimbing Tadarus Al- Qur’an selama Ramadhan 1429 H serta Imam Sholat Idul Fitri 1429 H di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat
- Pengajar di Pesantren Tahfidz Al- Qur’an Al- Asykar Puncak Jawa Barat
- Muballigh Majelis Taklim di Jakarta dan sekitarnya (Nikmatnya sedekah MNCTV, Indonesia Menghafal MNCTV, dan mengajar di majelis taqlim di pancoran)
- Menjadi Juri di acara Hafiz 2014 RCTI